Tafsir Surah Al-Ma'arij
المعارج
Penjelasan Surah
Perkataan Al Ma'arij yang menjadi nama bagi surat ini adalah kata jamak dari Mi'raj, diambil dari perkataan Al Ma'arij yang terdapat pada ayat 3, yang artinya menurut bahasa tempat naik. Sedang para ahli tafsir memberi arti bermacam-macam, di antaranya langit, nikmat karunia dan derajat atau tingkatan yang diberikan Allah s.w.t kepada ahli surga.
1Tafsir Ayat 1
سَاَلَ سَاۤىِٕلٌۢ بِعَذَابٍ وَّاقِعٍۙ
Sa'ala sā'ilum bi‘ażābiw wāqi‘(in).
Seseorang (dengan nada mengejek) meminta (didatangkan) azab yang pasti akan terjadi
2Tafsir Ayat 2
لِّلْكٰفِرِيْنَ لَيْسَ لَهٗ دَافِعٌۙ
Lil-kāfirīna laisa lahū dāfi‘(un).
bagi orang-orang kafir. Tidak seorang pun yang dapat menolaknya (azab)
3Tafsir Ayat 3
مِّنَ اللّٰهِ ذِى الْمَعَارِجِۗ
Minallāhi żil-ma‘ārij(i).
dari Allah, Pemilik tempat-tempat (untuk) naik.
4Tafsir Ayat 4
تَعْرُجُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ اِلَيْهِ فِيْ يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهٗ خَمْسِيْنَ اَلْفَ سَنَةٍۚ
Ta‘rujul-malā'ikatu war-rūḥu ilaihi fī yaumin kāna miqdāruhū khamsīna alfa sanah(tin).
Para malaikat dan Rūḥ (Jibril) naik (menghadap) kepada-Nya dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.
5Tafsir Ayat 5
فَاصْبِرْ صَبْرًا جَمِيْلًا
Faṣbir ṣabran jamīlā(n).
Maka, bersabarlah dengan kesabaran yang baik.
6Tafsir Ayat 6
اِنَّهُمْ يَرَوْنَهٗ بَعِيْدًاۙ
Innahum yaraunahū ba‘īdā(n).
Sesungguhnya mereka memandangnya (siksaan itu) jauh (mustahil terjadi),
7Tafsir Ayat 7
وَّنَرٰىهُ قَرِيْبًاۗ
Wa narāhu qarībā(n).
sedangkan Kami memandangnya dekat (pasti terjadi).
8Tafsir Ayat 8
يَوْمَ تَكُوْنُ السَّمَاۤءُ كَالْمُهْلِۙ
Yauma takūnus-samā'u kal-muhl(i).
(Siksaan itu datang) pada hari (ketika) langit menjadi seperti luluhan perak,
9Tafsir Ayat 9
وَتَكُوْنُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِۙ
Wa takūnul-jibālu kal-‘ihn(i).
gunung-gunung menjadi seperti bulu (yang beterbangan),
10Tafsir Ayat 10
وَلَا يَسْـَٔلُ حَمِيْمٌ حَمِيْمًاۚ
Wa lā yas'alu ḥamīmun ḥamīmā(n).
dan tidak ada seorang pun teman setia yang menanyakan temannya,
11Tafsir Ayat 11
يُبَصَّرُوْنَهُمْۗ يَوَدُّ الْمُجْرِمُ لَوْ يَفْتَدِيْ مِنْ عَذَابِ يَوْمِىِٕذٍۢ بِبَنِيْهِۙ
Yubaṣṣarūnahum, yawaddul-mujrimu lau yaftadī min ‘ażābi yaumi'iżim bibanīh(i).
(padahal) mereka saling melihat. Orang yang berbuat durhaka itu menginginkan sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya,
12Tafsir Ayat 12
وَصَاحِبَتِهٖ وَاَخِيْهِۙ
Wa ṣāḥibatihī wa akhīh(i).
istrinya, saudaranya,
13Tafsir Ayat 13
وَفَصِيْلَتِهِ الَّتِيْ تُـْٔوِيْهِۙ
Wa faṣīlatihil-latī tu'wīh(i).
keluarga yang melindunginya (di dunia),
14Tafsir Ayat 14
وَمَنْ فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًاۙ ثُمَّ يُنْجِيْهِۙ
Wa man fil-arḍi jamī‘ā(n), ṡumma yunjīh(i).
dan seluruh orang di bumi. Kemudian, (dia mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya.
15Tafsir Ayat 15
كَلَّاۗ اِنَّهَا لَظٰىۙ
Kallā, innahā laẓā.
Sekali-kali tidak! Sesungguhnya ia (neraka) itu adalah api yang bergejolak
16Tafsir Ayat 16
نَزَّاعَةً لِّلشَّوٰىۚ
Nazzā‘atal lisy-syawā.
yang mengelupaskan kulit kepala,
17Tafsir Ayat 17
تَدْعُوْا مَنْ اَدْبَرَ وَتَوَلّٰىۙ
Tad‘ū man adbara wa tawallā.
yang memanggil orang yang berpaling dan menjauh (dari agama),
18Tafsir Ayat 18
وَجَمَعَ فَاَوْعٰى
Wa jama‘a fa'au‘ā.
serta mengumpulkan (harta benda), lalu menyimpannya.
19Tafsir Ayat 19
۞ اِنَّ الْاِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوْعًاۙ
Innal-insāna khuliqa halu‘ā(n).
Sesungguhnya manusia diciptakan dengan sifat keluh kesah lagi kikir.
20Tafsir Ayat 20
اِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوْعًاۙ
Iżā massahusy-syarru jazū‘ā(n).
Apabila ditimpa keburukan (kesusahan), ia berkeluh kesah.
21Tafsir Ayat 21
وَّاِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوْعًاۙ
Wa iżā massahul-khairu manū‘ā(n).
Apabila mendapat kebaikan (harta), ia amat kikir,
22Tafsir Ayat 22
اِلَّا الْمُصَلِّيْنَۙ
Illal-muṣallīn(a).
kecuali orang-orang yang mengerjakan salat,
23Tafsir Ayat 23
الَّذِيْنَ هُمْ عَلٰى صَلَاتِهِمْ دَاۤىِٕمُوْنَۖ
Allażīna hum ‘alā ṣalātihim dā'imūn(a).
yang selalu setia mengerjakan salatnya,
24Tafsir Ayat 24
وَالَّذِيْنَ فِيْٓ اَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَّعْلُوْمٌۖ
Wal-lażīna fī amwālihim ḥaqqum ma‘lūm(un).
yang di dalam hartanya ada bagian tertentu
25Tafsir Ayat 25
لِّلسَّاۤىِٕلِ وَالْمَحْرُوْمِۖ
Lis-sā'ili wal-maḥrūm(i).
untuk orang (miskin) yang meminta-minta dan orang (miskin) yang menahan diri dari meminta-minta,
26Tafsir Ayat 26
وَالَّذِيْنَ يُصَدِّقُوْنَ بِيَوْمِ الدِّيْنِۖ
Wal-lażīna yuṣaddiqūna biyaumid-dīn(i).
yang memercayai hari Pembalasan,
27Tafsir Ayat 27
وَالَّذِيْنَ هُمْ مِّنْ عَذَابِ رَبِّهِمْ مُّشْفِقُوْنَۚ
Wal-lażīna hum min ‘ażābi rabbihim musyfiqūn(a).
dan yang takut terhadap azab Tuhannya.
28Tafsir Ayat 28
اِنَّ عَذَابَ رَبِّهِمْ غَيْرُ مَأْمُوْنٍۖ
Inna ‘ażāba rabbihim gairu ma'mūn(in).
Sesungguhnya tidak ada orang yang merasa aman dari azab Tuhan mereka.
29Tafsir Ayat 29
وَّالَّذِيْنَ هُمْ لِفُرُوْجِهِمْ حٰفِظُوْنَۙ
Wal-lażīna hum lifurūjihim ḥāfiẓūn(a).
(Termasuk orang yang selamat dari azab adalah) orang-orang yang menjaga kemaluannya,
30Tafsir Ayat 30
اِلَّا عَلٰٓى اَزْوَاجِهِمْ اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُمْ فَاِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُوْمِيْنَۚ
Illā ‘alā azwājihim au mā malakat aimānuhum fa innahum gairu malūmīn(a).
kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki. Sesungguhnya mereka tidak tercela (karena menggaulinya).
31Tafsir Ayat 31
فَمَنِ ابْتَغٰى وَرَاۤءَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْعَادُوْنَۚ
Fa manibtagā warā'a żālika fa ulā'ika humul-‘ādūn(a).
Maka, siapa yang mencari (pelampiasan syahwat) selain itu, mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.
32Tafsir Ayat 32
وَالَّذِيْنَ هُمْ لِاَمٰنٰتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رٰعُوْنَۖ
Wal-lażīna hum li'amānātihim wa ‘ahdihim rā'ūn(a).
(Termasuk orang yang selamat dari azab adalah) orang-orang yang memelihara amanat dan janji mereka,
33Tafsir Ayat 33
وَالَّذِيْنَ هُمْ بِشَهٰدٰتِهِمْ قَاۤىِٕمُوْنَۖ
Wal-lażīna hum bisyahādātihim qā'imūn(a).
yang memberikan kesaksiannya (secara benar),
34Tafsir Ayat 34
وَالَّذِيْنَ هُمْ عَلٰى صَلَاتِهِمْ يُحَافِظُوْنَۖ
Wal-lażīna hum ‘alā ṣalātihim yuḥāfiẓūn(a).
dan yang memelihara salatnya.
35Tafsir Ayat 35
اُولٰۤىِٕكَ فِيْ جَنّٰتٍ مُّكْرَمُوْنَ ۗ ࣖ
Ulā'ika fī jannātim mukramūn(a).
Mereka itu (berada) di surga lagi dimuliakan.
36Tafsir Ayat 36
فَمَالِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا قِبَلَكَ مُهْطِعِيْنَۙ
Famālil-lażīna kafarū qibalaka muhṭi‘īn(a).
Mengapa orang-orang kafir itu bersegera datang ke arahmu (Nabi Muhammad)
37Tafsir Ayat 37
عَنِ الْيَمِيْنِ وَعَنِ الشِّمَالِ عِزِيْنَ
‘Anil-yamīni wa ‘anisy-syimāli ‘izīn(a).
dari kanan dan dari kiri dengan berkelompok-kelompok?
38Tafsir Ayat 38
اَيَطْمَعُ كُلُّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ اَنْ يُّدْخَلَ جَنَّةَ نَعِيْمٍۙ
Ayaṭma‘u kullumri'im minhum ay yudkhala jannata na‘īm(in).
Apakah setiap orang dari mereka (orang-orang kafir itu) ingin dimasukkan ke dalam surga yang penuh kenikmatan?
39Tafsir Ayat 39
كَلَّاۗ اِنَّا خَلَقْنٰهُمْ مِّمَّا يَعْلَمُوْنَ
Kallā, innā khalaqnāhum mimmā ya‘malūn(a).
Sekali-kali tidak! Sesungguhnya Kami menciptakan mereka dari apa yang mereka ketahui (air mani).
40Tafsir Ayat 40
فَلَآ اُقْسِمُ بِرَبِّ الْمَشٰرِقِ وَالْمَغٰرِبِ اِنَّا لَقٰدِرُوْنَۙ
Falā uqsimu birabbil-masyāriqi wal-magāribi innā laqādirūn(a).
Maka, Aku bersumpah dengan Tuhan yang mengatur tempat-tempat terbit dan terbenamnya (matahari, bulan, dan bintang), sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa
41Tafsir Ayat 41
عَلٰٓى اَنْ نُّبَدِّلَ خَيْرًا مِّنْهُمْۙ وَمَا نَحْنُ بِمَسْبُوْقِيْنَ
‘Alā an nubaddila khairam minhum, wa mā naḥnu bimasbūqīn(a).
untuk mengganti (mereka) dengan (kaum) yang lebih baik daripada mereka. Kami sekali-kali tidak dapat dikalahkan.
42Tafsir Ayat 42
فَذَرْهُمْ يَخُوْضُوْا وَيَلْعَبُوْا حَتّٰى يُلٰقُوْا يَوْمَهُمُ الَّذِيْ يُوْعَدُوْنَۙ
Fa żarhum yakhūḍū wa yal‘abū ḥattā yulāqū yaumahumul-lażī yū‘adūn(a)
Maka, biarkanlah mereka tenggelam (dalam kesesatan) dan bermain-main (di dunia) sampai mereka menjumpai hari yang dijanjikan kepada mereka,
43Tafsir Ayat 43
يَوْمَ يَخْرُجُوْنَ مِنَ الْاَجْدَاثِ سِرَاعًا كَاَنَّهُمْ اِلٰى نُصُبٍ يُّوْفِضُوْنَۙ
Yauma yakhrujūna minal-ajdāṡi sirā‘an ka'annahum ilā nuṣubiy yūfiḍūn(a).
(yaitu) pada hari ketika mereka keluar dari kubur dengan cepat seperti ketika mereka pergi dengan segera menuju berhala-berhala (sewaktu di dunia).
44Tafsir Ayat 44
خَاشِعَةً اَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ۗذٰلِكَ الْيَوْمُ الَّذِيْ كَانُوْا يُوْعَدُوْنَ ࣖ
Khāsyi‘atan abṣāruhum tarhaquhum żillah(tun), żālikal-yaumul-lażī kānū yū‘adūn(a).
Pandangan mereka tertunduk (serta) diliputi kehinaan. Itulah hari yang diancamkan kepada mereka.